Heyy Kamu: Buku dan Mie Ayam

Buku adalah alasan aku menemui mu. Ketika bermain huruf pertama kali diumur tiga tahun aku mulai mencintai huruf. Ketika buku bergambar hingga komik menjadi tumpukan diatas meja ku, aku mulai mencintai buku. Ketika aktifitas sekolah memperkenalkan keluasan dunia melalui cetak huruf pada lembaran-lembaran buku, aku semakin terpesona dengannya. Hingga aku memilih untuk ke kota ini. Kota dimana aku mengenal mu. Kau ditengah-tengah kota tua yang memikat dengan sejuta pengetahuan mu atas buku. Sesuatu yang aku cintai dan kamu pun begitu. Bahkan tersadar ku atas keberadaan mu adalah karena deretan buku didalam ruangan itu. Ruang yang merupakan tempat favoritku dalam segala macam wujudnya. Baca lebih lanjut

Heyy Kamu

entah bisikan darimana yang membuat saya memikirkan tentang mu di tiga minggu terakhir kehidupan saya. kamu yang 7 bulan yang lalu biasa saja dan tiba-tiba menjadi begitu wahh dipenglihatan saya. aneh. sungguh perasaan seperti ini sesuatu yang menimbulkan rasa bersalah pada saya. bagaimana tidak. pikiran ini akan melukai seseorang disana, Baca lebih lanjut

Jali

“…Apakah ku sanggup menghapuskan, memori antara kau dan aku

meskipun ku sanggup ku tak kan lupakan…”

Hari ini hujan menyiram tubuh Yogyakarta, ketika suaranya tak lagi menggemuruh dan menyisakan rintikan air, sejuk. Lirik demi lirik yang bersenandung dari kotak digital sebagai background saya untuk menikmati tumpukan tugas malam ini menghentikan aktivitas saya sejenak. Rintik hujan dimalam hari dan bait lagu yang mendendangkan suara mu. Pikir saya seketika berkelana menuju awal tahun 2010, dimana deburan ombak dan rintik hujan tak memperdulikan tiadanya cahaya bintang dan rembulan. Berbantal pasir dan berselimut kan langit kau lantunkan bait demi bait untuk mengantarkan ku kea lam mimpi. Tidak meminjam nada siapa pun. Ini adalah ciptaan mu, nada dari hati dan menceritakan perasaan mu. Sungguh indah dan saya merindukannya malam ini.  Apa kabar mu saat ini?? Baca lebih lanjut

The answer Part II

Saya surprise dengan kondisi tubuh saya pada 06 April 2012. Khawatir adalah perasaan pertama yang menghinggapi saya sehingga saya terpikir untuk mencari seorang professional yang paham tentang ini. Namun saya mengurungkan niatan tersebut. Saya bersyukur, dan tidak berniat mengetahui masalah ini lebih awal. Saya pikir, Tuhan telah menjawab doa saya, ini tak akan lama lagi. Entah kenapa, asumsi saya yang kemudian menjadi harapan saya adalah ini sebagai jawaban-Nya atas permintaan saya. Alright, ini tak akan lama lagi bagi saya, dan bila asumsi saya kali ini memang benar, saya tidak perlu mengetahui ini terburu-buru, bukan kah semakin lama saya tahu, akan semakin lama pula penanganan yang dilakukan, dan akan semakin mudah jalan saya. Semoga ini bukan sekedar harapan palsu. Hal aneh yang saya rasakan adalah sebuah rasa syukur dan semangat serta rasa tidak sabar berada pada hari itu, dimana doa dan harapan saya benar-benar terwujud. Terima kasih Tuhan, saya percaya Kau tak kan pernah mengecewakan hamba. Mereka sudah punya cara menyelesaikan ini tanpa saya, bahkan akan lebih sempurna tanpa saya. Baca lebih lanjut